Selasa, 12 Oktober 2010

Meretas Jalan, Menggapai Target Pertumbuhan Dapen yang Signifikan

Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia pascakrisis finansial global yang dipicu kasus subprime mortgage di Amerika Serikat seharusnya menjadi momentum emas bagi bisnis Dapen Unisba menuju target pertumbuhan yang lebih signifikan. Apalagi setelah Dapen Unisba mencapai babak baru, pasca kegagalan investasi luar biasa yang menggerus solvabilitas dan kredibilitas ke titik yang sangat menghawatirkan.
Kalau pada edisi sebelumnya kami bicara proyeksi dan asumsi, maka pada edisi ini kami dapat melaporkan bahwa sebagaimana diperlihatkan dalam hasil valuasi aktuaria per 31 Desember 2009 Rasio Pendanaan dan Rasio Solvabilitas Dapen Unisba masing-masing telah mencapai angka sebesar 106,43%,  ini sekaligus menunjukkan bahwa kualitas pendanaan Dapen Unisba naik kasta dari tingkat tiga ke tingkat satu dengan kategori surplus. Dengan adanya surplus tersebut, maka Pendiri tidak lagi dibebani kewajiban untuk membayar iuran tambahan.
Sementara itu, opini auditor menyatakan laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, kecuali pada surat pengakuan utang yang direklasifikasi pada aktiva lain-lain sebesar Rp 9.500.000.000,00. Adapun return on investment (ROI) mencapai tingkat 15,20%  di atas target arahan investasi  sebesar 10%.
Menurut laporan hasil pengawasan pengelolaan Dana Pensiun Unisba yang dilakukan oleh Dewan Pengawas tahun 2009, Dapen Unisba mengalami Berbagai peningkatan, baik pada kinerja investasi, posisi pendanaan, kinerja manajemen operasional, maupun manajemen risiko.
Kabar lain juga datang dari Pendiri yang sedang mengajukan usulan perubahan Peraturan Dana Pensiun (PDP) ke Kementrian Keuangan  yang mudah-mudahan akan lebih memberikan kepastian hukum dan tentu saja  lebih menguntungkan peserta.
Sudah pasti masih banyak faktor yang harus dibenahi dan terus dilakukan upaya perbaikan menuju dana pensiun  yang good governance dan benar-benar dapat memberikan rasa aman dalam menghadapi usia pascaproduktif. Akan tetapi paling tidak, kita wajib bersyukur alhamdulillah  karena kondisi Dapen Unisba saat ini memiliki stamina yang prima/kuat untuk memenuhi segala kewajibannya.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kondisi Dapen Unisba, pembaca (khususnya peserta) dapat mencermati secara lebih detil berbagai informasi yang penyajiannya dikelompokkan dalam Laporan Keuangan yang terdiri atas Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha, Laporan  Portopolio Investasi, dan Laporan Kepesertaan, serta Laporan Dewan Pengawas atas  Hasil Pengawasan  Pengelolaan Dana Pensiun Unisba tahun 2009.
Jika dalam laporan ini  ada catatan tentang keberhasilan dan sekaligus cerita tentang kekurangan atau bahkan kegagalan, insya Allah semata-mata karena keniscayaan dalam membuat laporan untuk kebaikan dan dapat dijadikan sebagai entry point dalam melihat Dapen Unisba saat ini dan proyeksinya ke depan.
            Keberhasilan dan kegagalan ini adalah keadaan riil yang seharusnya dijadikan i'tibar untuk keperluan pengembangan. Selain itu, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa perbaikan yang telah dicapai itu baru merupakan keberhasilan awal dan masih pada tataran tujuan antara yang bersifat instrumental karena apa yang telah dihasilkan itu baru sebagian kecil  dari yang ditargetkan. Sebaliknya, kegagalan yang telah dialami harus dijadikan pengalaman terakhir dan tidak boleh terulang kembali di masa yang akan datang.
Babak ini, masalah lain yang mendesak untuk dihadapi oleh Dapen Unisba adalah bagaimana mengelola  kekayaan (aset) untuk meningkatkan return yang optimal dengan tingkat risiko yang moderat.  Kebijakan investasi yang saat ini berjalan, dimana instrumen investasi yang digunakan sepenuhnya berada pada kontrol pihak ketiga (eksternal), maka disain investasi dengan estimasi ekspektasi  return yang optimal menjadi sangat sulit, dan sering kali justru risiko yang muncul jauh lebih besar daripada return yang diperoleh.
Ilustrasinya sederhana, ketika kita menggunakan instrumen investasi  tabungan pada bank, deposito berjangka, obligasi, sukuk, dan reksa dana terproteksi, maka meskipun risikonya rendah, return-nya pun sangat rendah.
Pada ekstrim lain, instrumen pasar modal memang memberikan ruang ekspektasi yang jauh  lebih besar, tapi tentu saja dengan tingkat risiko yang bahkan kadang-kadang jauh lebih besar.           
            Memang dalam panggung bisnis ada pemeo klasik bahwa low risk low return, high risk high return, tetapi justru karena masing-masing instrumen investasi memiliki profil risiko dan tingkat return yang berbeda-beda, maka kita harus memilih  instrumen investasi yang terbaik ditinjau dari segi risk dan return yang diberikan. Di sini lah wacana mendirikan anak perusahaan yang diharapkan mampu mengoptimalkan investasi Dapen perlu dan relevan untuk dikembangkan. Dalam tradisi bisnis, kondis bagaimanapun apalagi dalam kondisi dimana recovery perekonomian semakin kondusif seyogianya tidak membuat kita diam tidak berbuat apa pun karena kinerja bisnis tidak akan lahir dengan sendirinya, target return yang tinggi tidak akan tercapai dari investasi yang dilakukan  setengah hati. Pelaku bisnis justru harus selalu berpikir positif dengan tingkat keyakinan penuh bahwa di balik musibah pasti ada hikmah, di balik kesulitan pasti ada
kemudahan, dan kemudian dapat segera mengubah ancaman menjadi peluang.
            Oleh karena itu, mari kita membayangkan  ”seandainya kita membangun komitmen untuk secara profesional menciptakan inner cyrcle di lingkungan Unisba, mendirikan anak perusahaan dalam rangka mengubah ancaman menjadi peluang bisnis, maka value added  yang selama ini dinikmati  oleh pihak ketiga akan dapat kita ”rebut” dan baik secara langsung maupun tidak langsung kita nikmati bersama”.
            Seandainya lagi, jika pengandaian ini menjadi concern bersama dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya, maka Dapen Unisba tengah Meretas Jalan, Menggapai Target Pertumbuhan investasi Dapen yang lebih Signifikan.... kenapa tidak???

1 komentar:

  1. ass. wr. wb.
    berdasar pada wacana bapak di atas saya mau bertanya, apa yang harus saya persiapkan dan langkah yang harus saya lakukan sebagai wirausahawan yang juga selaku alumni unisba utk dpt berpartisipasi atau bahkan menjadi anak perusahaan Dapen Unisba? Terima kasih.
    Wassalam.

    BalasHapus